Sinopsis Unsung Cinderella: Midori, The Hospital Pharmacist Episode 6 Part 2 – Untuk daftar lengkap atau rangkuman selengkapnya sanggup baca di goresan pena yang ini. Pastikan untuk lihat juga Episode sebelumnya baca di sini.
Aoi di ruang buatan steril sedang membaca buku mengenai basil MDR. Aihara membawakan laptopnya ke hadapannya.
Aihara : Aku menuntut ilmu perihal basil MDR dikala saya kuliah. Saat pasien minum terlampau banyak antibiotik basil mungkin akan kebal terhadap lebih dari satu antibiotik. Jika jumlah basil meningkat di tubuhnya efektivitas obatnya akan menyusut dan keadaan pasien akan memburuk.
Hakura : Jika jumlah basil MDR terus bertambah pada biasanya obat tidak efektif. Setelah satu dekade itu sanggup menyebabkan insan punah.
Aihara : Itu sungguh menakutkan.
Aoi : Jika antibiotik terus dipakai jumlah basil MDR di dunia akan terus meningkat.
Kudo : Oleh lantaran itu dokter dan apoteker mesti meminimalisir resep antibiotik.
Aihara : Itu demi kebaikan manusia. Begitu rupanya.
Kariya yang sendirian agak menjauh dari teman dekat temannya membayangkan masa lalunya.
Aihara ditelepon Toono Rin.
“Aku Toono yang sebelumnya menjalani pengobatan.”
“Hai, Toono. Ini saya Aihara.”
“Aku minum obat sempurna waktu tetapi gejalanya tidak membaik. Apa yang mesti kulakkukan?”
“Aku tidak sanggup memberimu nasihat. Bisakah kau kembali lagi untuk berkonsultasi dan membahasnya dengan dokter?”
“Kamu benar. Sesuai praduga saya tidak sanggup memperoleh balasan dari apoteker.”
“Maafkan aku.”
“Maaf sudah merepotkammu.”
Setelahnya Toono terlihat kecewa.
Sementara itu Aoi menkhawatirkan Aihara.
“ Toono yakni pasien dengan gangguan menstruasi bukan?”
“Jangan cemas tidak terjadi apa apa.” Kata Aihara sambil tetap tersenyum.
“Beritahu saya kalau kau kesulitan.”
“Aku baik baik saja. Jangan khawatir. Kamu mesti konsentrasi menyelamatkan manusia.”
Aihara masoh terlihat damai atau berpura pura tenang…
Aoi masih mempelajari perihal basil MDR. Seno menghampirinya.
Aoi : Bakteri MDR sungguh rumit.
Seno : Sejak kapan kau menjadi penyelamat manusia? Alih alih membaca buku yang menyibukkan dipahami lebih baik memperhatikan spesimen Ogawa. Dia tidak dirawat di RS akan menjalani pengobatan lantaran basil MD R bukan?
Aoi : Bisa dikatakan begitu. Tapi..
Seno : Jika kemungkinan terinfeksi rendah masuk akal kalau kita berpikir basil ini dibuat di dalam tubuh bukan?
Aoi : Mungkinkah itu pseudomembranous enterocolitis?
Aihara yang menguping…maksudnya ikut mendengar tanya pada Kariya.
Aihara : Apa itu?
Kariya : Setelah penggunaan antibiotik kolonnya membesar atau meradang lantaran kemajuan berlebihan dari jenis basil yang dipahami selaku Clostridioides difficile. Bakteri menciptakan racun besar lengan berkuasa yang menyebabkan radang di lapisan kolon.
Balik lagi ke Aoi dan Seno.
Aoi : Pseudomembranous enterocolitis tidak akan terjadi kalau pasien tidak minum antibiotik bukan? Bu Sanae bilang dia tidak minum obat.
Seno : Kamu percaya dia jujur? Apa kau begitu bersahabat dengan Bu Sanae? Hingga dia akan menyampaikan seluruhnya kepadamu?
Aoi diem. Sepertinya ia mulai mempertimbangkan ucapan seno.
Aoi mendatangi Bu Sanae di kamarnya.Aoi mengucapkan selamat siang pada pasien yang sekamar dengan bu Sanae.
Aoi : Bu sanae kau sudah merasa lebih baik?
Sanae : Terima kasih
Aoi : Kamu sudah makan?
Sanae : Sedikit…
Aoi menyaksikan tas kerajinan tangan disamping bu sanae.
Aoi : Apa ini buatan tangan? Tanya aoi dengan ceria.
Sanae : Aku mengikuti kursus tas buatan tangan.
Aoi : Kursus itu diadakan di balai desa penduduk bukan?
Sanae : Ya.
Aoi : Aku ceroboh. Aku tidak sanggup melaksanakan itu. Tapi saya sanggup memotong pil dengan benar. Bu Sanae saya ingin menegaskan sesuatu. Apa benar kau tidak minum obat sama sekali?
Sanae : Ya. Kenapa mengajukan pertanyaan lagi?
Aoi : Maaf mengganggu.
Bu Sanae kelihatannya menyingkir dari pertanyaan Aoi dengan berbaring miring.
Di balai penduduk sedang diadakan kursus kerajinan tas buatan tangan. Tampak Pak Aragami kenji sedang menjahit dengan mahirnya. Orang bau tanah satu ini nggak cuma cerdas sulap namun juga menjahit. Para nenek memujinya.
“ Kamu luar biasa sekali. Sepertinya kau kemari bukan untuk menuntut ilmu dibandingkan denganmu gadis itu…” Dan yang dimaksud yakni Aoi yang sedang menjahit tak berbentuk. Aoi minta maaf lantaran tak sanggup menjahit.Seorang perempuan yang mungkin instrukturnya berkata, “ Baik festival selanjutnya sebentar lagi. Tolong tuntaskan kiprah kalian.”
“Baiklah.”
“Silahkan lanjutkan.”
Pak Aragami menyaksikan Aoi. “ kau butuh bantuanku?”
“Tentu saja kau jenius dalam mengungguli hati orang lain.”
“Aku tidak sebaik yang kau katakan.”
Lalu Aoi mengajukan pertanyaan pada perempuan bau tanah disampingnya. “Aku ingin tahu apa bu ogawa menghadiri kelas ini juga?”
“Bu ogawa?”
“Ya. Kurasa seorang perempuan berjulukan Ogawa pernah menghadiri kelas di sini.”
“Aku belum pernah mendengarnya.”
Wanita itu tanya pada nenek yang lain. “Kobe kau tahu perihal dia?”
“Tidak.”
Malamnya Aoi kisah sama Onozuka dikala makan malam di kedai makanan Pak Tatsukawa Suzho.
Onozuka : Kamu sudah menyelediki secara menyeluruh? Mungkin dia juga berbohong perihal ikut kelas. Kamu tidak mendapatkan apapun bukan?
Aoi : Aku mendapatkan sesuatu. Bisa dikatakan cukup mengagetkan untuk tahu bahwa bu sanae tidak jujur. Kemudian pak tatsukawa mengirimkan nasi goreng untuk aoi yang eksklusif memakannya.
Onozuka : Apa pertolongan yang kau perlukan kali ini?
Aoi : Kamu dan rekan kerjamu ikut pertarungan bisbol. Aku butuh pertolongan untuk menanyakan mereka lagi…
Pak Tatsukawa yang mendengarnya ikut berceloteh.
Tatsukawa : Apa ini untuk pertarungan lain? Hasilnya tidak jauh. Aku sanggup ikut kali ini. Kita niscaya sanggup menang.
Aoi : Tidak. Aku ingin mengajukan pertanyaan perihal seorang pasien.
Tatsukawa : Begitu rupanya. Sampaikan terima kasihku terhadap semuanya.
Aoi : Tentu.
Onozuka : Apa kau menanyakan
Aoi : Aku ingin tahu apakah ada apotek di area ini yang meresepkan obat untuk bu sanae
Onozuka : Bukankah pasien bilang dia tidak minum obat?
Aoi : Benar. Aku cuma ingin menyingkirkan semua kemungkinan yang ada.
Onozuka : Begitu rupanya. Jika dia sungguh mengonsumsi antibiotik.
Aoi : Maka ini bukan basil MDR. Kemungkinan ini pseudomembranous colitis.
Aihara menciptakan catatan dan menandai yang penting. Seno memergokinya.
Seno : Kamu sungguh bersemangat. Apa yang kau pelajari kali ini?
Aihara : Gangguan menstruasi. Aku ingin tahu apa saya melaksanakan sesuatu untuk pasien.bisakah kamu…bisakah kau memberiku nasehat?
Seno : Aku bukan instrukturmu.
Aihara : Itu tidak penting. Jangan beritahu Aoi soal ini.kamu sanggup memberitahuku sesuatu kapan saja.tolong katakan.
Seno : Maksudku penting mempunyai staf perempuan di bidang medis.ada banyak penyakit yang cuma melibatkan perempuan sebanyak 70 % apoteker di dunia yakni wanita. Menurutku itu bagus. Ada banyak hal yang semestinya dikomunikasikan dengan sesama wanita.
Aihara : Sepertinya kau menyampaikan sesuatu yang memiliki arti pada dasarnya kau tidak mengerti menstruasi lantaran kau lelaki bukan?
Seno : Bisa dikatakan begitu.pasien yang paling penting.kamu mesti merawat pasien dengan baik selaku apoteker. Terima kasih atas usahamu. Lalu seno pamit
Aihara bergumam sendiri, “Rawat pasien dengan baik.”
Aihara menyaksikan lihat akun media lazim Toono Rin untuk mengenali kesehariannyaterkait penyakitnya.
Aihara berjumpa Toono Rin lagi.
Aihara : Toono Rin bagaimana perasaanmu?
Toono :Aku tidak merasa sehat.
Aihara : Kamu diresepkan dengan obat baru. Dienogest. Aihara menerangkan pilnya.Ini menolong menyembuhkan endometriosis. Kurasa itu akan menolong mengembangkan kondisimu juga. Terimalah. Ada yang ingin kutanyakan.
Toono Rin mendapatkan resepnya namun tetiba ia ambruk ke lantai dan pingsan. Aihara terkejut dan melamun bahkan dikala Aoi memanggilnga. Aoi berlari membantunya. Ia memerintahkan Aihara menginformasikan dokter. Aoi berupaya membangunkanToono Rin.
Toono pun dirawat di rumah sakit. Aoi bareng Aihara Bu handa dan kariya sedang rapat.
Aoi : Kenaapa kau tak memberitahuku Toono bilang Yaz tidak efektif?
Bu Handa : Ini bukan salah Aihara.
Kariya : Maafkan aku. Aku tak menyadarinya.aku mesti bertanggung jawab dikala menugaskannya.
Aihara : Aku tahu Aoi sibuk menanggulangi basil MDR. saya sadar ini bukan waktu yang sempurna untuk mengajukan pertanyaan soal nyeri haid.
Aoi : Penyakit tidak diputuskan seberapa parah kondisinya. Bagi toono Rin sakit fisik selama menstruasi yakni duduk kendala kita dilarang meremehkan rasa sakitnya.
Bu handa : Aoi selaku anak anak..
Aoi nyerocos saja: Saat pasien mengalami kesusahan lantaran ragu dengan obat mereka cuma sanggup mengandalkan apoteker.
Kariya : Aoi…
Aoi : Ya.
Kariya : Mengenai keadaan Toono Rin tolong lihat dia bareng Aihara.
Aoi : Baiklah.
Bu handa pada Aihara : Biar saya saja. Lalu satu persaru meninggalkan Aihara yang terlihat sedikit ketakutan namun ia kemudian terlihat percaya diri.
Aihara memberanikan diri bicara pada Bu Handa dan teman dekat temannya.
Aihara : Tunggu. Bisa lewati dia bersamaku sebentar?
Bu handa : Kami menghargai keagresifanmu.
Kariya : Apa renacanamu setelah itu?
Aihara : menampilkan ponselnya. Ia membuka akun media sosialnya Toono Rin. Tampakfoto foto yang diposting Toono.
Bu handa : Apa Toono?
Aihara : Alasan Yaz tidak efektif mungkin lantaran ini.
Aoi : Kenapa kau berpikir itu alasannya?
Aihara : Sudah menjadi kiprah apoteker untuk mengerti pasien.
Bu handa : Lumayan. Kami serahkan dia kepadamu. Kita mesti beri tunas peluang untuk tumbuh. Semoga sukses kurumi.
Di kamar Toono Rin.
Dokter : Tolong beritahu perawat kalau kau kesakitan. Jaga dirimu.
Setelah dokter pergi Aihara meminta maaf pada Toono.
Aihara: Maafkan aku. Saat saya mendapatkan telepon saya semestinya menerangkan lebuh jauh. Toono cuma membisu memandang aihara.
Aihara : Sebenarnya saya sungguh memedulikannya. Aku menyelediki akun media sosialmu. Ini perihal pelengkap gizi. Aihara menampilkan foto produk pelengkap yang diposting Toono.
Bisa ceritakan secara rincian cara kerjanya?
Toono : Cukup nona.
Toono terlihat menahan sakit. Ia menjajal duduk.
Toono : Aku sungguh tahu saya mesti sembunyikan dari semua lantaran tidak ada yang peduli.sejak kecil dikala saya menginformasikan orangtuaku atau siapapun semua bilang itu bukan masalah.hanya nyeri haid. Karena ini cuma nyeri haid ada lebih banyak orang yang lebih menderita daripaadaaku.lanjutkanpekerjaanmu.Toono kembali berbaring dan menangis tanpa sepengetahuansiapapun. Aihara tak sanggup berkata apa apa. Aoi dibalik pintu memperhatikannya dan seumpama kasihan.
AoiditeleponOnozuka.
Aoi : Apa dia memperoleh obat dari sebuah tempat?
Onozuka : Ogawa sanae memperoleh obat dari banyak sekali apotek yang berbeda.
Aoi : Obat apa?
Onozuka : Erythromycin yang ialah semacam antibiotik.
Aoi : Sesuai praduga dia mengonsumsi antibiotik. Kenapa dia tidak memberitahuku yang sebenarnya?
Onozuka : Kamu mesti mengajukan pertanyaan terhadap pasien.
Aoi : Rumah sakit mana yang meresepkan obatnya?
Onozuka : Rumah Sakit Nagasaki.
Aoi : “Rumah sakit Nagasaki”
Onozuka : Ya. Ini rumah sakit yang dihormati.
Aoi di kunjungan selanjutnya pada Bu Sanae.
“Aku tidak tahu siapa dokter dan obat apa itu.kami akan kesusahan kalau kau tidak menyampaikan yang sebenarnya. Kamu mungkin menderita pseudomembranous Colins. Kamu mengonsumsi antibiotik kalau kau tidak menyampaikan yang sebenarnya. Kami tidak sanggup menampilkan pengobatan yang tepat. Tolong katakan yang sebenarnya.”
“Tidak. Aku tidak mengonsumsi antibiotik.”
“Baik. Aku akan menegaskan dengan dokter dari RS Nagasaki.”Bu Sanae seumpama terlihat nyaris marah.
“Jangan berlebihan ! kumohon jangan berlebihan.
Di Ruang obat.
Aoi : Kenapa Bu Sanae berupaya menyembunyikan kebenarannya seolah olah dia berupaya melindungi dokter.
Hakura : Benar. Karena dokter dia menentukan untuk menyembunyikan bahwa dia mengonsumsi antibiotik. Terkadang cuma flu,radang amandel atau gastroenteritis. Tapi para dokter menampilkan antibiotik tanpa alasan.
Kudo : Kamu memang putra seorang dokter Ryu
Kariya : Banyak dokter menampilkan antibiotik untuk berjaga jaga kalau pasien membutuhkannya.
Aoi :
Kamu akan melindungi dokter seumpama itu?
Hakura : Dokter yang melakukannya sungguh lembut terhadap orang tua. Aku sudah mulai merasa cemas. “ Aku meresepkan banyak obat untukmu hari ini “
Kudo : mungkin begitu. Seorang perempuan bau tanah yang tinggal sendirian akan menyimak dokter yang bicara dengan lembut.
Hakura : Dokter itu niscaya menghasikan duit dari orang tua
Aoi : Dokter seumpama ini tidak patut dilmaafkan
Perawat mengabarkan pada Aoi bahwa keadaan Ogawa Sanae berubah. Tampak Ogawa Sanae sedang berlangsung dan tetiba jatuh. Ogawa sanae menangis.
Seno di UGD merencanakan obat dengan cekatan. Aoi berlari menyusul. Dokter Toyonaka menanggulangi Bu Sanae yang pingsan.
“Ogawa kau sanggup mendengarku? Seno, metronidazole. Siapkan kini juga.”
Aoi tiba di sana. “ Apa hasil tesfesesnya?”tanyanya pada dokter Toyonaka
“Hasilnya belum keluar Aoi, maafkan aku. Bisakah kau tetapkan dengan dokter dari rumah sakit nagasaki.”
“Baik.”
Aoi akan pergi, Seno memanggilnya.
“Aoi kau akan menghadapi rumah sakit yang tidak berhubungan dengan kita.”
“Aku akan tetap damai dan menegaskan keadaan Bu Sanae dan isi resepnya.”
Kemudian Aoi pergi ke tempat tinggal sakit Nagasaki dengan naik sepeda.
Aoi memarkirkan sepedanya di depan Rumah sakit nagasaki. Dokter Nagasaki kelihatannya sedang melaksanakan konseling dengan para pasien manula. Aoi menyapanya.
“Dokter Nagasaki saya Aoi dari departemen Farmasi Rumah sakit Yorozu. Ada hal penting yang ingib kukatakan.
Seperkian detik adegan beralih ke Seno.
Sepertinya Seno diberitahu Aoi kemudian Seno menginformasikan dokter Toyonaka kalau Ogawa Sanae mengonsumsi antibiotik. Dokter Toyonaka minta diambilkan metronidazole. Juga memerintahkan menyelediki hasil tesnya ogawa untuknya.Seperti itulah kegiatan di UGD.
Malam hari. Aoi dan Seno masih berjaga.
Seno : jadinya menampilkan bahwa ada toksin CD.Dipastikan dia menderita pseudomembranous colitis dan metronidazole digunakan. Dia serharusnya pulih.
Aoi : Itu bagus.
Seno : Seperti apa wajah dokter nagasaki?
Aoi memandang Seno dan membayangkan pertemuannyadengan dokter nagasaki.
Aoi bicara dengan dokter nagasaki.
“Bu Sanae dikala ini dirawat rumah sakit lantaran adanya praduga pseudomembranous colitis. Kami berpandangan bahwa itu berasal dari antibiotik yang diresepkan dokter. Apa yang terjadi?”
Dokter Nagasaki mengambilkan rekam medis Bu Sanae dan minta tolong Aoi untuk memberikannya pada dokter yang bertugas.
Aoi membaca rekam medis itu.
“Kenapa kau menampilkan antibiotik kepadanya? Kamu mesti tahu bahwa berbahaya mengonsumsi antibiotik yang tidak perlu terhadap orang tua. Itu tidak cuma akan membuat duduk kendala bagi dunia medis namun juga masyarakat. Kita sanggup tahu sopan santun dokter cuma dengan menyaksikan resepnya. Kenapa kau melaksanakan itu?”
“Aku tidak sanggup melaksanakan apapun walaupun saya dianggap tidak layak. Aku meresepkannya karena…kurasa ada kemungkinan..”
“Bagaimana bisa?”
“Mungkin kau tidak mengerti ada saatnya kami mesti melaksanakan hal seumpama itu.”
Aoi memandang dokter itu dengan mata berkaca kaca.
Bu Sanae sedang duduk di taman. Ia menyaksikan seorang anak kecil yang mendatangi kakeknya. Aoi ke sana dan mendekati Bu Sanae.
“Kamu minum antibiotik bukan?” Bu Sanae tak menjawab ia menundukkan mukanya.
“Aku berjumpa dokter nagasaki. Dia mengaku sudah menampilkan antibiotik untukmu. Kamu niscaya mengikuti instruksinya dan mengonsumsi obatnya bukan? Jika kau ragu, kau senantiasa sanggup mengajukan pertanyaan terhadap apoteker .”
“Tidak. Itu bukan salah dokter nagasaki. Aku menyuruhnya meresepkan obat itu.
Kilas balik dikala Bu Sanae memeriksakan dirinya ke dokter nagasaki.
“Tenggorokanmu sedikit bengkak. Kita tunggu saja.”
“Dokter bisakah kau meresepkan obat untukku?”
“Buruk bagi kesehatanmu kalau kau terlampau banyak minum obat antibiotik tidak diperlukan untuk sakit tenggorokan. Aku akan dimarahi kalau menampilkan terlampau banyak obat.”
“Aku tidak akan menyusahkanmu.”
“Tapi…”
“Kumohon tolong bantu aku”
Bu sanae menginformasikan Aoi dokter memperingatkannya bahwa itu tidak benar tetapi ia masih meresepkan obat untuknya.
Aoi : kenapa kau melaksanakan itu?
Sanae : Aku lebih tenteram mengenali bahwa saya punya obat. Saat saya mendapatkan obat yang diresepkan dokter bahkan dikala saya sendirian saya merasa ada seseorang disisiku.
Bu Sanae mulai bercerita.
Aku tidak mempunyai banyak teman. Aku juga tidak mengikuti kelas tas buatan tangan. Saat saya pensiun dari perusahaan saya berbelanja apartemen dengan duit pensiun. Aku pikir saya sanggup menghabiskan waktu dengan mengikuti kelas atau bepergian.
Namun dikala kali pertama ikut kelas kerajinan tangan saya terkejut. Orang orang di balai penduduk punya teman dekat masing masing. Aku yang sudah usang melakukan pekerjaan dengan damai tidak sanggup berbaur dengan mereka.aku sudah menjajal berulang kali namun saya tidak sanggup melakukannya.
Aku akan menyiram tumbuhan setelah bangkit di pagi hari. Lalu saya membersihkan rumahku dan mencuci busana sebelum makan siang. Aku melakukan tas buatan tangan sebelum makan malam dan tidur. Hidupku senantiasa sama setiap hari. Saat itulah saya menyadari saya cuma menjalani hidup di mana saya bicara terhadap siapapun. Kurasa yang terpenting yakni menjadi sehat. Saat kesehatanku memburuk saya menjadi gelisah. Aku pergi ke tempat tinggal sakit bahkan dikala saya terkena flu. Aku terpaksa menanti beberapa jam. Tapi mereka tidak melaksanakan apapun selama menyelediki dengan stetoskop dan mereka tidak mendengarkanku.
Saat saya dalam perjalanan pulang saya menyaksikan rumah sakit nagasaki yang lampunya masih menyala. Aku masuk seolah olah terpikat oleh sesuatu.
Bu Sanae berjumpa dokter nagasaki yang memeriksanya dengan sabar. Dokter itu minta bu sanae memberitahunya apapun.
“ Dokter nagasaki mendengarkanku dengan sarat perhatian bahkan dikala saya membicarakan hal lain selain penyakit.”
Dokter nagasaki memperbolehkannya tiba ke sana kapan saja dikala ia merasa tak yummy badan.
“Aku sungguh senang hingga nyaris menangis. Aku pergi ke tempat tinggal sakit nagasaki setiap dikala ada waktu luang. Bahkan dikala saya tidak yummy badan. Aku memohon padanya untuk meresepkan obat untukku. Seolah olah obat itu satu satunya bukti bahwa saya terhubung dengan dunia ini. Dokter nagasaki tidak bersalah. Ini semua salahku.”
“Itu sebabnya kau menolak memberitahuku yang sebebarnya.”
“Aku menciptakan dokter nagasaki terkena masalah. Tempat terpenting dalam hidupku akan secepatnya menghilang.”
Aoi terlihat seakan menyesalkan sesuatu.
Gambar dari konten ini milik FujiTV & VIU