Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Ep 1 Part 2, Daftar lengkapnya sanggup Kalian simak di goresan pena yang ini. Sedangkan Episode sebelumnya baca di sini.
Da Jung dan Ae Rin keluar dari kafe. Ae Rin tanya, apa Da Jung sungguh tidak keberatan cerai dari Dae Young? Da Jung bilang beliau sudah tak menggemari Dae Young lagi. Da Jung kemudian tanya kabar Ae Rin dan Prof. Kang.
Ae Rin : Siapa itu Prof. Kang?
Ae Rin kemudian ingat siapa Prof. Kang itu. Dia bilang, beliau sudah menuntaskan hubungan mereka dan beliau sudah punya pacar gres dan pacar barunya merupakan seorang mahasiswa.
Da Jung : Dia masih kuliah?
Ae Rin : Kau tahu saya tidak sanggup bertahan dengan satu orang. Aku ingin terus merasa gugup.
Da Jung : Aku mengerti. Tapi mahasiswa?
Keduanya pergi.
Dae Young dan temannya sedang istirahat di sela-sela pekerjaan mereka selaku pegawai Seonjung Electronic. Mereka kemudian menyaksikan iklan di layar televisi di gedung JBC kalau JBC membuka lowongan kerja tanpa batas usia dan pengalaman.
“Dunia sudah menjadi kawasan yang lebih baik.” ucap sobat Dae Young.
Dae Young bilang harusnya mereka melakukannya sejak awal.
“Dunia yang malas menghasilkan penduduk lebih baik. Mereka terlalu malas menyaksikan rincian kemudian sanggup model berangasan dan lulus analisa kasar. Meski kamu terampil…”
“Butuh 10 tahun untuk naik jabatan.” sahut temannya.
“Jika tidak terampil…” Dae Young melanjutkan dan disambung oleh temannya.
“Ratingmu turun, begitu pula dengan gajimu.”
Ae Rin dan Da Jung juga menyaksikan iklan itu.
Ae Rin : Kali ini kamu akan mendaftar ke JBC, kan? Bagaimana cobaan tertulisnya?
Da Jung bilang beliau sudah sungguh sering ikut tes. Tapi yang menjadi duduk permasalahan merupakan usianya, tahun depan, ia sudah berumur 38 tahun.
Ae Rin menyemangati Da Jung. Dia bilang hidup cuma sekali dan Da Jung mesti hidup selaku pembawa gunjingan purnawaktu.
Da Jung tersenyum. Kuharap saya bisa. Kumohon.
Dae Young menyaksikan foto keluarga temannya.
“Lihat foto keluargamu lagi dan temukan energi.” ucap Dae Young.
“Tentu saja. Kau akan dipromosikan hari ini jadi kamu niscaya bahagia bekerja.” jawab temannya.
“Tentu saja!” ucap Dae Young semangat.
Mereka kemudian pergi.
Dae Young mulai bekerja. Dia membetulkan mesin basuh di rumah salah satu pelanggannya. Si konsumen mulai kesal dan memerintahkan Dae Young melakukan pekerjaan lebih singkat alasannya merupakan beliau mau pergi. Dae Young minta maaf dan berkata akan secepatnya memperbaiki mesin cucinya.
Tapi, si konsumen menolak mengeluarkan duit Dae Young alasannya merupakan mesin cucinya tidak sanggup diperbaiki.
“Kau bilang itu tidak rusak!”
Dae Young menerangkan kalau ongkos kedatangannya dan ongkos perbaikan berbeda.
Tapi si konsumen tidak mau mengerti. Dia memerintahkan Dae Young menghasilkan pemberitahuan apalagi dahulu juga mengancam akan memberi nilai nol terhadap kinerja Dae Young itu.
Dae Young eksklusif meminta maaf.
Pelanggan kedua mengeluh alasannya merupakan kaki Dae Young bau.
Dae Young : Pantas saya mencium bacin sampah. Ternyata aku.
Padahal bacin sampah itu berasal dari rumah si konsumen yang kotor.
Sebelum pergi, Dae Young minta pelanggannya memberinya nilai sepuluh. Dae Young bilang nanti akan ada yang menelpon si pelanggan, mengajukan pertanyaan apa semua sudah beres.
Si konsumen tersenyum lebar sambil berkata ‘baik’ kemudian memerintahkan Dae Young mencampakkan sampahnya. Dae Young merasa kesal namun beliau terpaksa melalukannya.
Dae Young ada di rumah konsumen ketiga. Dia berteriak kalau pekerjaannya sudah beres namun si pemilik rumah tidak ada. Dae Young terkejut menyaksikan dua boneka rakun di atas meja. Dia fikir itu rakun beneran. Lalu Dae Young menyaksikan selebaran dengan judul ‘Anda Ingin Menjadi Muda Lagi?”
Dae Young tertawa. Dia bilang tentunya beliau ingin kembali muda.
Dae Young kemudian menyaksikan barang-barang si pemilik rumah.
Si pemilik rumah keluar dan minta Dae Young memperbaiki radionya juga.
Dae Young mulanya menolak. Dia bilang beliau cuma memperbaiki mesin basuh namun karenanya beliau memperbaiki radio itu juga.Radionya kembali bagus. Si pemilik rumah memuji Dae Young yang berilmu segalanya. Dia kemudian tanya kenapa Dae Young cuma memperbaiki mesin basuh saja.
Dae Young bilang beliau sanggup memperbaiki semuanya.
Dae Young kemudian berandai-andai kalau beliau sanggup memperbaiki hidupnya juga menyerupai beliau pintar memperbaiki barang.
Si pemilik rumah memamerkan Dae Young teh. Dia tanya, apa Dae Young mau beliau memperbaiki hidupnya?
Dae Young meminum teh itu kemudian beliau bilang alasannya merupakan itu hidupnya jadi beliau mesti memperbaikinya sendiri.
Dae Young memperbaiki mesin basuh di rumah pelanggannya yang terakhir. Dia termenung di saat menyaksikan panorama di depannya. Sebuah keluarga harmonis.
Melihat itu, Dae Young menelpon putrinya yang berjulukan Si A. Dia mengajak Si A dan anak bungsunya, Si Woo makan bersama.
Dae Young makan bareng kedua anaknya di restoran, namun Si A malah sibuk dengan ponselnya. Dae Youngmenyuruh Si A makan daging. Dia bilang daging itu mahal sekali. Tapi Si A dingin dan mengomentari batang hidungnya di fotonya. Dia kesal alasannya merupakan batang hidungnya rendah sekali dan berfikir untuk operasi plastik.
Dae Young menyentil hidung Si A.
Si A protes, sudah kubilang jangan sentuh batang hidungku!
Dae Young : Sudah cukup! Bukankah sudah ayah bilang? Saat menjadi dewasa, ada 3 macam orang. Mereka yang berhasil dan mereka yang biasa saja. Orang yang melakukan pekerjaan dengan baik, orang luar biasa dan orang biasa. Jika kamu tidak berguru dan cuma konsentrasi pada penampilan…
Si A : Aku cuma sanggup dewasa.
Dae Young : Sepertinya kamu mengerti.
Dae Young kemudian tanya, apa yang mau dilaksanakan Si A di masa depan?
Tapi Si A bilang tak ada.
Dae Young beralih ke Si Woo. Dia tanya, apa Si Woo serius tidak mau bermain basket? Dia bilang Si Woo berilmu bermain basket di saat muda. Si Woo bilang beliau tak tertarik.
Dae Young sewot.
“Kalian kesengsem dengan apa! Masa muda kalian cuma dihabiskan berdiam diri? Si A-ya, Si Woo-ya, jangan panik dengan perceraian ayah dan ibu. Promosi ayah akan diumumkan hari ini. Jika ayah dipromosikan, ibu kalian juga akan berubah fikiran.”
Mendengar itu Si A eksklusif tersenyum.
Si A : Appa, saya berimajinasi wacana api. Appa fikir itu mimpi wacana penawaran khusus appa?
Dae Young : Kau memadamkannya?
Si A : Tidak.
Dae Young : Kalau begitu sudah jelas. Jual mimpi itu pada ayah.
Si A : Baiklah. Beri saya 50 ribu won.
Dae Young eksklusif diam.
Si A : Ini wacana penawaran khusus ayah. Beri saya setidaknya 50 ribu won.
Dae Young pun terpaksa memberikannya.
Si A senang. Dia kemudian mengundang temannya yang gres saja datang.
Bo Bae, sobat Si A, menyapa Dae Young. Tapi Dae Young malah menasehatinya alasannya merupakan ia memakai riasan terlalu tebal. Dia bilang siswa mesti terlihat menyerupai siswa.
Bo Bae : Baik.
Si A memerintahkan ayahnya berhenti mengomel. Dia bilang jikalau ayahnya olahraga sesering mengomel, maka ayahnya niscaya sudah berotot.
Si A kemudian berdiri. Dia bilang beliau ada rencana dengan Bo Bae dan beranjak pergi.
Dae Young kesal, beliau berteriak nyuruh Si A makan dahulu alasannya merupakan itu daging mahal. Tapi Si A dingin dan terus berlangsung pergi.
Dae Young menghela nafas. Dia kemudian memandang Si Woo dan tanya keadaan Da Jung.
Dae Young : Dia depresi, kan?
Tapi Da Jung lagi merias parasnya sambil nyanyiin lagu Solo milik Jennie BLACKPINK.
Dae Young memerintahkan Si A dan Si Woo bersikap baik pada Da Jung alasannya merupakan berfikir kalau situasi hati Da Jung lagi buruk. Si Woo bilang Dae Young lah yang mesti bersikap baik pada Da Jung.
Da Jung sedang menghasilkan video rekaman. Dia menari, sambil menyanyikan lagu Solo Jennie BLACKPINK bareng penari latarnya.
Usai bernyanyi, beliau bilang ke arah kamera kalau tari siaran sedang terkenal belakangan ini.
Da Jung : Aku merasa menyerupai sedang melepaskan stress. Haruskah kita berguru bersama?
Dia dibantu dengan tim nya.
Asisten Sutradara memuji Da Jung. Dia bilang, Da Jung berilmu menari. Sebelumnya, Da Jung juga sanggup bertinju. Dia ingin tau apa ada yang tidak sanggup dilaksanakan Da Jung.
“Tapi beliau tetap seorang ibu.” ucap sutradara.
Sutradara menenteng pengganti Da Jung. Dia bilang, perempuan itulah yang mau mengambil alih posisi Da Jung mulai sekarang. Da Jung tanya apa pekerjaannya. Sutradara bilang, di rumah. Ibu rumah tangga.
Da Jung : PD-nim, siapa yang dilahirkan menjadi seorang istri? Apa kamu juga dilahirkan selaku sutradara di saat lahir?
Sutradara : Anak-anakmu di kelas 12. Ini masa penting mereka dalam belajar. Pasti mengusik melihatmu menari dan bernyanyi di televisi alasannya merupakan kamu ingin jadi reporter.
Da Jung : Mereka masih kelas 11.
Sutradara tertawa dan menyebut Da Jung serakah.
Da Jung : PD-nim, ada argumentasi lain dibalik pemecatanku kan. Saat kamu mabuk pada makan malam staf terakhir dan memeluk staf termuda dengan paksa, saya menegurmu. Bukankah saya dipecat alasannya merupakan itu?
Sutradara : Kau membuatku marah. Kau bicara bebas. Pekerjaanmu sungguh mudah bagimu, kan! Kau fikir akan lebih ramah alasannya merupakan kamu seorang ibu!
Sutradara kemudian pergi. Wanita itu menyusul sutradara.
Da Jung menahan kekesalannya.
Dae Young terpilih selaku karyawan of the month. Teman-temannya memberinya ucapan selamat.
Atasan mereka datang.
“Mari berikan tepuk tangan terhadap semua insinyur yang bersusah payah untuk mendapat penawaran khusus yang cuma tiba setiap 5 tahun.”
Tapi yang mendapat penawaran khusus dan menjadi Kepala Departemen Baru bukanlah Dae Young namun temannya yang berjulukan Hyeong Chul. Sontak Dae Young kecewa. Rekan-rekan Dae Young lainnya juga terkejut bukan Dae Young yang sanggup promosi. Kekecewaan Dae Young kian menjadi di saat atasan mereka menyampaikan Dae Young dipindahkan ke cabang di Busan.
Atasan mengajak mereka semua makan malam.
Hyeong Chul duduk semeja dengan atasan. Si atasan memamerkan ucapan selamat pada Hyeong Chul.
Teman Dae Young tidak memahami kenapa Hyeong Chul yang gres melakukan pekerjaan 4 tahun yang sanggup penawaran khusus itu. Ternyata itu alasannya merupakan Hyeong Chul merupakan keponakan manajer cabang.
Dae Young datang, mengajak atasannya bicara.
Dae Young tanya kenapa beliau yang sudah melakukan pekerjaan selama 10 tahun masih menjadi pegawai biasa.
“Gajimu masih meningkat.”
“Kau berjanji saya akan dipromosikan setiap 5 tahun. Katamu ini upah rendah namun dengan potensi besar. Ini sanggup kuandalkan. Sudah 10 tahun!”
“Segalanya berubah dalam 3 tahun ini. Apa saya menginginkan banyak lulusan universitas tiba untuk kita? Hyeun Chul lulusan universitas. Kau mesti memberinya jalan alasannya merupakan kamu cuma lulusan SMA.”
“Kalau begitu setidaknya jangan pindahkan saya ke Busan. Kau tahu saya sedang lewat perceraian sekarang. Semuanya sungguh-sungguh selsai jikalau saya pindah ke Busan sekarang.”
“Kalau begitu kenapa kamu melupakan makan malam staf kita!”
“Apa?”
“Aku tahu ini perusahaan elektronik namun itu tetap perusahaan! Jika kurang berpendidikan, kamu mesti berupaya punya koneksi! Kau fikir orang mahir cuma luar biasa dalam keahlian?”
Si atasan kembali ke dalam. Dae Young menyusulnya dan masih protes.
“Katamu sebulan kemudian jikalau kuotaku terpenuhi, saya niscaya akan dipromosikan!”
“Kau sungguh-sungguh akan murka alasannya merupakan juniormu dipromosikan lebih darimu?”
“Aku melakukan pekerjaan sungguh keras. Kuanggap pekerjaan ini selaku hidupku, membiarkan konsumen merendahkanku, bergantung pada penilaian, menghabiskan waktu dan konsentrasi pada perbaikan, kemudian lewat masa-masa sulit dalam sepuluh tahun terakhir namun kenapa saya tidak sanggup dipromosikan? Kenapa saya dipindahkan!”
“Hei Hong Dae Young, kepribadianmu ini merupakan argumentasi hidupmu berantakan. Kau senantiasa melaksanakan hal yang membuatmu menyesal.”
Teman Dae Young datang, menjajal menenangkan Dae Young.
Dae Young mau pergi namun atasannya mengoceh lagi. Kali ini wacana Dae Young yang punya anak di saat masih remaja.
Dae Young berbalik, memandang tajam atasannya. Dia marah. Dia bilang, beliau berupaya menahan diri alasannya merupakan keluarganya.
“Keluarga? Astaga. Menyedihkan sekali bagi perempuan dan anak bergantung pada lelaki menyerupai itu. Sudah terperinci mereka gagal dalam hidup.”
Dae Young tak sanggup lagi menahan dirinya. Dia mencengkram atasannya.
“Aku berhenti!” teriaknya kemudian meninju atasannya dengan wajahnya.
Bersambung ke part 3